Monday 12 December 2011

The "Wechsler Adult Intelligence Scale": Praktikum Pertamaku *^-^*

Dear all! Cinta Cinta
Bikin posting yang agak serius ah, hehehe... :P

Adakah di antara kalian yang belum pernah melakukan tes psikologis?
I guess, nope. Pasti udah pernah semua, lah... Karena psikotes adalah salah satu media untuk mencari tahu minat, bakat, potensi, dan kepribadian kita, bahkan siswa sekolah dasar pun sudah pernah mengerjakan tes psikologis. Juga siswa-siswi SMP, SMA... (ingat saat-saat menjelang penjurusan, kan? Hehehe... )

Sebagai seorang mahasiswi Fakultas Psikologi (cieeee,,,), kompetensi dalam melakukan tes psikologis berikut  penilaiannya adalah sesuatu yang mutlak dikuasai. Well, minimal tahu dan pernah mempelajari. Nama tes psikologis yang akan saya jabarkan ini adalah salah satunya. Cinta Cinta

Me, our subject, and my partner.
Ribbon Groupie accompanies my first ever practicum test! ^-^ドキドキ

Udah malam, jadi kameranya nge-blur dan fotonya nggak jelas... Apalagi mukaku... T-T
So sorry... T-T

Terlihat ceria? Padahal kami sempat mengalami masa-masa frustrasi karena subyek yang mendadak mengundurkan diri! >,,<
Syukurlah, ada adik baik hati yang mau menjadi subyek kami secara mendadak, haha... XD




Soo... Saatnya mengerjakan tugas! Buat yang lagi banyak tugas juga, semangat yaa... >____<"!

Tonight I'll fix my task about a psychotest called WAIS... 
Aneh


WAIS adalah kepanjangan dari Wechsler Adult Intelligence Scale, yaitu skala Wechsler standar untuk mengukur intelejensi subyek dewasa berusia 16-75 tahun atau lebih, di mana pelaksanaan tes dilakukan secara individual. Dalam menyajikan tes ini, baik tester, subyek, maupun petugas scoring harus mampu bekerja sama dengan baik, sehingga tes dapat berjalan dengan lancar dan valid.


Seperti tes psikologis pada umumnya, pelaksanaan WAIS menuntut tester mampu menyelenggarakan tes dengan baik dan teliti, ruangan dan suasana yang kondusif, serta penyajian alat-alat tes secara teratur. Latihan (misalnya dengan cara role play) sangat diperlukan untuk tester yang belum berpengalaman (baca: masih belajar) demi kelancaran dan validitas tes. Selain itu, peralatan tes harus tersusun dengan baik dan runtut, sehingga memudahkan terselenggaranya tes tanpa perlu penundaan waktu. Materi tes tidak boleh terlihat oleh subyek.


Have you ever got this in your psychological test?

Selain itu, kondisi ruangan harus nyaman, antara lain pencahayaan yang tepat, temperatur yang pas, dan penataan ruang yang memudahkan subyek leluasa dalam mengerjakan tes. Penataan ruangan yang baik tentunya juga akan memudahkan tester dalam memberikan instruksi, mencatat jawaban, mempersiapkan materi tes, melakukan timing, dan mengobservasi subyek.



WAIS mengukur dua aspek kemampuan potensial subyek, yaitu aspek Performance dan aspek Verbal. Adapun sub tes yang mengukur kedua aspek tersebut adalah sebagai berikut:

Aspek Verbal
Aspek Performance
1. Informasi
1. Simbol Angka
2. Pengertian
2. Melengkapi Gambar
3. Hitungan
3. Rancangan Balok
4. Persamaan
4. Mengatur Gambar
5. Rentangan Angka
5. Merakit Obyek
6. Perbendaharaan Kata



Masing-masing sub tes didukung oleh peralatan berikut ini... ^0^

  1. Booklet berikat spiral berisi soal-soal tes melengkapi gambar. 
  2. Booklet berikat spiral berisi rancangan-rancangan untuk tes dan rancangan balok. Isi dari booklet ini diatur sedemikian rupa sehingga soal-soal dapat disajikan dengan mudah.
  3. Kantong berisi kartu-kartu untuk tes mengatur gambar, masing-masing soal dalam kantong yang terpisah.
  4. Sembilan kubus merah-putih untuk tes rancangan balok, hal ini juga digunakan untuk soal pertama dalam tes hitungan.
  5. Empat kantong berisi bagian-bagian untuk soal-soal tes merakit obyek.
  6. Kartu perisai melukiskan beberan untuk bagian-bagian soal merakit obyek. Kartu ini melayani dua tujuan, menyembunyikan potongan-potongan tes dari subyek hingga selesai diatur untuk penyajian dan menyediakan contoh untuk pengaturan bagi tester.
  7. Stopwatch untuk mencatat waktu.
  8. Dan tentu saja, buku panduan WAIS.
Bentuk Penilaian
WAIS menggunakan bentuk penilaian (Record Form) dalam testing untuk mempermudah pencatatan jawaban dan informasi lainnya tentang subyek, termasuk perilakunya selama tes berlangsung. Dalam beberapa subtes, seperti Informasi dan Melengkapi Gambar, penilaian dapat langsung dilakukan begitu subyek selesai memberikan jawaban. Namun dalam beberapa sub tes lain, seperti Pengertian, Persamaan, Perbendaharaan Kata, dan Mengatur Gambar, tester harus mencatat jawaban subyek untuk kemudian dikoreksi lebih lanjut.
Dalam penyajian tes, tester harus selalu membaca petunjuk dan pertanyaan sesuai dengan yang tertulis dalam Buku Pegangan. Jika tidak, tester mungkin saja akan mengubah kata-katanya sehingga menyimpang dari prosedur standar. Petunjuk dan pertanyaan harus dibaca dengan jelas dan lugas. Jangan sampai kegagalan subyek untuk mengerjakan tes ternyata bersumber dari instruksi tester yang terdengar "ambigu" atau tidak jelas. It's a big n-no...



Tugas-tugas administratif dalam testing

Selama penyajian tes dan penilaian WAIS, tester harus melakukan langkah-langkah yang bersifat administratif, yaitu sebagai berikut:

  • Nilai, catat angka-angka untuk setiap soal dengan teliti dan jelas sebagaimana menilai suatu jawaban soal. 
  • Bila ada hadiah, catat waktu yang digunakan oleh subyek dan nilai hadiahnya dengan teliti.
  • Bilamana soal-soal permulaan dari suatu tes tidak diberikan, seperti halnya dalam tes informasi, pengertian, hitungan dan perbendaharaan kata, jangan lupa memberi nilai pada soal-soal tersebut.
  • Periksa penjumlahan nilai-nilai soal dalam menghitung angka kasar dari tes.
  • Pastikan bahwa angka kasar untuk setiap tes sudah dipindahkan ke ruangan yang selayaknya dalam bagian ringkasan pada sampul formulir penilaian.
  • Cocokkan umur subyek dengan mengurangi umur yang dinyatakan dengan tanggal testing atau periksa catatan yang dapat dipercaya.
  • Hindari kesalahan-kesalahan dalam menyalin angka kasar ke angka skala dan angka skala ke angka kecerdasan (IQ). Ulangi langkah-langkah dalam menggunakan tabel-tabel untuk mengoreksi kesalahan membaca.
  • Periksa semua pemindahan bahan, perhitungan, dan penyalinan angka-angka secara teliti.
Menyalin angka kasar ke angka skala

Ketika tester sudah melakukan scoring pada setiap subtes, kemudian angka (hasilnya) sudah dijumlahkan, maka hasil yang diperoleh adalah angka kasar untuk setiap sub tes tersebut. Angka kasar ini kemudian dipindahkan ke bagian ringkasan di muka formulir penilaian. Tepat di sebelah kiri bagian ringkasan itu ada suatu tabel dari skala angka perbandingan. Tabel ini terdapat pada buku pegangan (manual), digunakan untuk menyalin angka-angka skala untuk semua subyek tanpa memandang umur dan jenis kelamin. Angka kasar yang diperoleh subyek untuk suatu sub tes ditempatkan dalam kolom tabel itu untuk sub tes yang bersangkutan. Tester kemudian membaca secara mendatar dari sesuatu angka kasar ke kolom yang terkiri atau kanan pada tabel, tester akan menemukan skala angka perbandingan.

Angka skala ini kemudian dimasukkan ke dalam ruangan yang bersangkutan pada bagian ringkasan, tepat di sebelah kanan angka kasar yang tercatat. Bilamana hal ini sudah dikerjakan untuk semua sub tes, bagian ringkasan menunjukkan suatu kolom untuk angka-angka kasar dan kolom yang berdekatan untuk angka-angka skala. Sesudah itu, tidak perlu memperhatikan lagi angka-angka kasar tersebut, karena perbandingannya angka-angka skala lebih berarti.

Angka Verbal adalah jumlah angka-angka skala dari enam tes Verbal. Demikian juga, angka Performance diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka skala dari lima sub tes Performance. Angka skala lengkap adalah jumlah angka Verbal dan angka Performance yang didasarkan atas sebelas sub tes.




Menentukan Angka Kecerdasan (AK)

Untuk menyalin angka-angka Verbal, Performance dan Skala Lengkap ke dalam angka kecerdasan (IQ), digunakan tabel norma WAIS yang terdapat pada buku pegangan (manual).

Tabel norma WAIS terdiri atas 10 rangkaian tabel, masing-masing untuk setiap kelompok umur subyek. AK Skala Verbal, AK Skala Performance, dan AK Skala Lengkap dapat diperoleh dengan melihat halaman-halaman tabel norma WAIS, sehingga tester dapat menentukan ketiga AK untuk seorang subyek dengan memeriksa serangkaian tabel-tabel untuk kelompok umur subyek. Umur subyek adalah umur kelahiran yang dihitung dari tanggal lahir dan tahun sampai dengan tanggal tes dilaksanakan yang disebut chronological age.


Referensi:

Anastasi, Anna.2006. Tes Psikologi.Jakarta: PT Indeks
Suryabrata, Sumadi.1990. Pembimbing ke Psikodiagnostik. Yogyakarta: Rake Sarasin




No comments:

Post a Comment

Thanks for being nice and lovely (*^-^*)